DIARYKU #4
Nama : Aprita Nur Rachma
NIM :
18413241025
Prodi : Pendidikan Sosiologi A
"Bukan Hanya Mereka Yang Belajar, Aku Juga"
Berangkat dari pengalamanku pribadi ikut mengajar di sebuah Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di daerah tempat tinggalku sejak masih SMP, hari ini
aku baru menyadari sesuatu. Sejak dulu, aku berpikir kalau mengajar TPA itu
adalah dimana aku harus mengajari adik-adik yang lebih kecil agar bisa membaca
Al-Qur’an dengan baik. Aku sebagai pengajar bagi adik-adik yang ikut TPA, dan
mereka yang belajar. Namun, ada suatu hal yang baru ku sadari di usiaku yang
sudah hampir menginjak kepala dua ini. Bahwa sejatinya yang belajar itu bukan
hanya adik-adik TPA yang aku ajari membaca Al-Qur’an saja.
Di luar konteks belajar Al-Qur’an, sebenarnya aku yang sedang
belajar banyak sekali hal baru. Karena dengan mengajar TPA, secara tidak
langsung aku dituntut untuk bisa mentransfer ilmu yang telah aku dapatkan
sebelumnya. Padahal di usiaku yang masih 14 tahun, aku juga masih seorang murid
SMP yang juga sedang belajar di sekolah. Akan tetapi, saat mengajar TPA aku
memiliki peran sebagai ‘guru’ yang belum pernah sama sekali mempelajari secara
khusus bagaimana cara mengajar yang baik dan benar. Hanya dengan mencontoh
pengajar TPA yang lebih senior, aku berusaha untuk mempraktikkan apa yang aku
lihat. Selain itu, menjadi pengajar TPA juga harus mampu mengolah emosi ketika
menghadapi anak-anak kecil yang notabenenya masih ‘susah diatur’, harus bisa
menghadapi anak-anak ketika ada yang berantem, menangis, mengadu ini itu, harus
bisa mengkomunikasikan kepada wali santri terkait program-program TPA, dan
masih banyak lagi tuntutan-tuntutan lain. Belum lagi, aku juga harus bisa
membagi waktuku antara kuliah dan mengajar TPA.
Di situlah aku belajar banyak sekali hal yang mungkin tidak aku
dapatkan di tempat lain. Dan setelah belajar, aku semakin bersemangat untuk
terus bertahan menjadi pengajar TPA ketika ada banyak kegiatan lain yang mungkin
lebih menyenangkan. Namun, lagi-lagi aku sadar bahwa bukan hanya adik-adik TPA
yang membutuhkanku, namun aku jauh lebih butuh mereka dan pengalaman itu untuk
mengembangkan diri yang pastinya akan sangat bermanfaat untukku sendiri juga ke
depannya nanti. Bahkan, ketika melihat mereka bersemangat untuk mempelajari
Al-Qur’an dan semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang baik itu
menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang pengajar. Sejujurnya itu adalah
puncak dari keberhasilan seorang ‘guru’, yakni ketika murid mereka mampu
belajar dengan penuh semangat dan berprogress menuju lebih baik lagi. Ini
merupakan bagian dari etika mengajar juga, dimana seorang guru tidak hanya
mengajar untuk menggugurkan kewajiban dalam tuntutan pekerjaan saja, namun
lebih dari itu guru juga harus mengajar dan mendidik dengan hati.
Komentar
Posting Komentar